PENDUDUK
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Pertumbuhan
Penduduk
Pertumbuhan
penduduk sangatlah berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk serta
terhadap kondisi sosila ekonomi suatu daerah atau Negara bahkan dunia. Apabila
tidak dapat diimbangi dengan pertambahan fasilitas yang ada maka akan
menimbulkan masalah-masalah.
Pertumbahan
penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh
factor-faktor demografi sebagai berikut :
1.
Kematian
(Mortalitas)
·
Tingkat
Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Ialah
banyaknya orang yang meniggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan
tahun tersebut. Secara dinyatakan tiap 1.000 orang.
·
Tingkat
Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
Ialah
tingkat kematian yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : umur,
jenis kelamin, pekerjaan.
2.
Kelahiran
(Fertilitas)
Pengukuran
fertilitas tidaklah sesederhana pengkuran moralitas, karena :
A.
Banyaknya
bayi-bayi yang meninggal sesaat setelah kelahiran dan hal tersebut dicatatkan
sebagai lahir mati sehingga sulit memperoleh angka statistik lahir hidup.
B.
Wanita
dapat melahirkan lebih dari satu orang anak sementara kematian hanya sekali
C.
Semakin
tua wanita tidaklah menutup kemungkinan mempunyai anak semakin menurun
Faktor-faktor fertilitas:
·
Tingkat
Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
Ialah
jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk
pada pertengahan tahun tersebut
·
Angka
Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR)
Ialah
angka yang menunjukan jumlah kelahiran per1000 wanita usia produktif (15-49
thn)
·
Tingkat
Kelahiran Khusus (Age Specific Birth Rate)
Ialah
tingkat yang menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang
berada dalam kelompok umur 15-59 tahun
3.
Migrasi
Migrasi
adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu bioma ke bioma
lainnya. Hal ini disebabkan akibat lingkungan alam yang kurang menguntungkan
Berikut
merupakan factor seorang migran menentukan keputusannya untuk berpindah ke
daerah lain, yaitu:
a.
Persediaan
sumbar daya alam
b.
Lingkungan
social budaya
c.
Potensi
ekonomi
d.
Alat
masa depan
Akibat Migrasi, antara lain:
·
Urbanisasi
Ialah proses
perpindahan dari desa ke kota. Kebanyakan dari mereka masuk kedalam golongan
pemuda yang sangat produktif serta banyak inisiatifnya.
·
Migrasi
Interegional
Di
Indonesia, migrasi interegional kebanyakan dilakukan oleh mereka yang berumur
produktif serta memiliki kreatifitas yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan
tingginya angka pertumbuhan penduduk serta tingkat laju pembangunan dipulau
Jawa.
·
Migrasi
antar Negara
Migrasi
ini dibagi menjadi 2 yaitu Immigrasi (Migrasi masuk) dan Emigrasi (Migrasi
keluar). Dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971 sampai 1980, immigrasi
hanya ada 0,61% dan emigrasi hanya sebesar 0,57% pertahun. Hal ini akibatnya
kurang nyata terhadap distribusi penduduk Indonesia. Walaupun migrasi dapat
terjadi dalam dimensi nasional, regional, dan internasional, namun dipandang
dari sudut sosiologi tidak ada perbedaan dasar antara migrasi nasional dan
mirasi internasional. Dalam kedua peristiwa tersebut terjadilah proses yang
sama mengenai pengambilan keputusan perubahan-milia dan pennyesuaian social.
Aspek
sosiologi migrasi adalah adanya proses melepaskan diri dari suatu struktur
social dan masuk kedalam struktur social atau pada kultur yag lain dengan
problematic penyesuaian yang timbul daripadanya.
Menurut
Pallard, komposisi penduduk merupakan distribusi statistic sejumlah individu
yang tercakup didalam suatu jumlah penduduk tertentu menurut karakteristik
seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, jenis pekerjaan dan
sebagainya. Sedangkan menurut Josepx Y Spengler dan Otis Douley Duncan,
komposisi perduduk dapat diartikan sebagai gabungan frekuensi penyebaran
ciri-ciri yang terukur atau variable-variabel lain dari anggota-anggotanya.
Berdasarkan kedua pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa komposisi penduduk
adalah pengelompokan daripada penduduk yang didasarkan pada karakteristik
tertentu yang akan disesuaikan dengan kegunaannya.
Komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin mempunyai peranan yang sangat penting,
hanya dapat untuk mengetahui :
-
Pertumbuhan
penduduk disuatu daerah termasuk cepat atau lambat
-
Rasio
ketergantungan
-
Jumlah
wanita dalam usia subur
-
Jumlah
tenaga kerja yang tersedia
-
Berdasarkan
tempat tinggal
-
Bentuk
piramida
Menurut
John Clark, pertumbuhan penduduk dikatakan cepat apabila golongan umur 0-14
lebih dari 40% dari golongan umur 60 tahun dan lebih sama atau kurang dari 10%
Untuk
mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat juga dapat
dilihat dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk piramida
akan diketahui mengenai perbandingan jumlah penduduk anak-anak, dewasa dan
orang tua pada wilayah yang bersangkutan.
Ada
3 jenis struktur penduduk:
ü
Piramida
penduduk muda
Piramida
ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang.
Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Umumnya dijumpai
pada negara berkembang seperti Indonesia, india dll
ü
Piramida
Stationer
Piramida
ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian
rendah dan tingkat kelahiran tidak terlalu tinggi. Umumnya dijumpai di negara
maju seperti Belanda, Swedia dll
ü
Piramida
penduduk tua
Piramida
ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan
tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria
besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida
penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris dll
Rasio
Ketergantungan (Dependency of ratio)
Rasio Ketergantungan ialah angka
yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produksi
dan sudak tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur
produktif
Batasan golongan umur produktif
kerja masing-masing daerah/negara berbeda. Biasanya terletak antara umur 15
tahun sampai 65 tahun
Rumus :
Jadi semakin tinggi jumlah penduduk
asia muda dan jompo makin besar rasio ketergantungannya. Artinya beban penduduk
pada kelompok umur produktif kerja (aktif ekonomi) untuk dapat menghasilkan
barang atau jasa ekonomi bagi golongan umur muda dan jompo adalah tinggi.
Penggolongan
menurut DW Sleumer :
0-14 golongan belum produktif
15-19 golongan kurang produktif penuh
20-54 golongan produktif
55-64 golongan tidak produktif penuh
65 keatas golongan improduktif
Penggolongan menurut Sumbarg :
0-15 golongan
belum produktif
15-65 golongan produktif penuh
65 keatas golongan produktif berkurang
Penggolongan penduduk menurut
Widjojo, Pullerd dan John Clark
0-14 golongan
belum produktif
15-64 golongan produktif
65 keatas golongan tidak produktif
Kebudayaan dan Kepribadian
A.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Kebudayaan di Indonesia
Zaman Batu sampai
Zaman Logam
Zaman
ini dibagi menjadi :
-
Zaman
Batu tua (Palaeolithikum)
-
Zaman
Batu muda (Neolithikum)
Alat-alat
batu pada zaman batu tua masihlah kasar, misalnya kapak genggam. Benda semacam itu kita kenal dari Eropa, Afrika,
Asia Tengah sampai Punsjab (India), tapi kapak genggam semacam ini tidak
didapati orang di Asia Tenggara. Berdasarkan para ahli prehistori,
bangsa-bangsa Proto Austronesia membawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak
batu besar maupun kecil bersegi-segi itu berasal dari China Selatan, menyebar
hingga ke semenanjung Malaka.
Bersamaan
dengan persebaran budaya kapak-kapak batu itu, tersebar pula bahasa yaitu Proto
Austronesia, yang merupakan induk bahasa dari bangsa-bangsa yang mendiami
pulau-pulau diantara Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik, kemudian
selanjutnya muncul sebagai bahasa Melayu. Salah satu dialek bahasa tersebut
berkembang di Indonesia dan kemudian menjadi bahasa Indonesia resmi.
Pada
zaman batu muda (Neolithikum), mereka mulai hidup menetap dan membuat rumah
serta membentuk kelompok masyarakat desa. Mereka mulai bertani dan beternak
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sejalan dengan itu, revolusi alat-alat keperluan
penunjang kehidupanpun terjadi. Mereka mulai mengenal kepandaian
mengecor/mencairkan logam dari biji besi dan menuangkan kedalam cetakan
kemudian mendinginkannya. Sehingga mereka mampu membuat peralatan senjata
berburu dan berperang dan sebagainya.
B. Kebudayaan
Hindu, Budha dan Islam
1. Kebudayaan
Hindu dan Budha
Agama Hindu masuk ke Indonesia pada abad
ke 3 dan 4. Khususnya ke pulau Jawa. Dan sekitar abad ke 5, agama Budha datang
ke Indonesia. Ajaran Budha dapat dikatakan lebih maju daripada Hindu karena
Budha tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat.
Meskipun demikian, kedia agama itu terus
tumbuh dan berkembang berdampingan secara damai. Mereka melahirkan karya-karya
budaya yang bernilai tinggi dala arsitektur, seni pahat, seni ukir maupun
sastra. Contohnya adalah candi-candi seperti Borobudur, Prambanan, Mendut,
Kalasan, Badut, Kidal, Singosari dan sebagainya.
Candi Borobudur adalah candi Budha
terbesar dan termegah di Asia Tenggara, bahkan tercatat sebagai salah satu
bangunan kuno yang termasuk dalam 10 besar keajaiban dunia.
2. Kebudayaan
Islam
Islam dikembangkan oleh pemuka-pemuka
Islam (Wali Sanga) pada abad ke 15 dan 16. Berpusat di pulau Jawa. Namun
ternyata Islam sudah masuk ke Indonesia sebelum abad ke 11. Hal itu berasal
dari adanya wanita Islam yang meninggal dan dimakamkan di daerah Gresik.
Masuknya Islam ke Indonesia berlangsung damai karena Islam tidak masuk secara
paksa, melainkan dengan cara baik-baik.
Ketika kejayaan Majapahit mulai
surut, berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan
kewibawaan Majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman, negara-negara itu
antara lain : negara Malaka di Semenanjung Malaka, negara Aceh, negara Banten
dan sebagainya. Dalam proses
perkembangan tersebut dikendalikan oleh pedagang kaya dan golongan bangsawan
kota pelabuhan yang rupanya menganut agama Islam.
Agama Islam berkembang dengan pesat di
Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut terbesar di Indonesia.
3. Kebudayaan
Barat
Awal kebudayaan Barat masuk ke wilayah
Indonesia adalah ketika para penjajah menggedor masuk ke wilayah Indonesia,
terutama bangsa Belanda. Mulai dari adanya VOC (Kekuasaan perdagangan dagang
Belanda), dan berlanjut ke pemerintahan belanda, di kota-kota propinsi mulai
muncul bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Barat.
Sementara itu, mulailah berkembangnya dua
lapisan social, antara lain:
1.
Lapisan
social yang terdiri dari kaum buruh
2.
Lapisan
social kaum pegawai
Kemudian, masuklah agama-agama
lain dari bangsa Barat, yaitu agama Katholik dan Kristen Protestan. Agama
tersebut biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi-organisasi penyiar
agama yang semuanya bersifat swasta, biasanya dilakukan di daerah yang belum
memiliki pengaruh agama Hindu, Budha ataupun Islam. Daerah itu misalnya Irian
Jaya, Maluku Tengah dan Selatan, Nusa Tenggara Timur dan sebagainya.
Sudah menjadi watak dan
kepribadian Timur pada umumnya, serta masyarakat Jawa, bahwa dalam menerima
kebudayaan yang dating dari luar, keudayaan yang dimilikinya tidaklah
diabaikan. Tetapi disesuaikan dengan kebudayaan yang lama.
Berkaitan dengan hal itu, Undang-Undang
Dasar 1945 memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa Indonesia, yaitu:
Kebudayaan yang
timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk budaya
lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah
diseluruh Indonesia.
Dilanjutkan juga mengenai arah
mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan adab, budaya dan
persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru kebudayaan asing yang dapat
memperkembangkan atau memperkaya serta mempertinggi derajat bangsa Indonesia.
Pada tanggal 24 Desember 1984,
Prof Dr.A. Mattulada menilai bahwa kebudayaan Indonesia kontemporer yang tumbuh
dari kebudayaan asli Nusantara, Hindu, Islam dan kebudayaan Modern
(Eropa-Amerika), sekarang dipahami sebagai kebudayaan Bhineka Tunggal Ika.
Namun itu belum sepenuhnya
diterima merata sebagai milik Nasional. Kebudayaan Modern kini berpangkal pada
ilmu, ekonomi dan kemajuan teknologi dengan ciri otonominya, sehingga merendahkan
martabat manusia.
Dalam keadaan seperti ini sangat
menguntungkan bagi Falsafah Pancasila. Pancasila sebagai rumusan kepercayaan
kepada realitas, sesungguhnya sejalan dengan rumusan humanisme baru yang tumbuh
menjadi hasrat umum zaman mutakhir.
Kebudayaan dan Kepribadian
Peneliti Antropologi menyatakan
bahwa terdapat korelasi diantara corak-corak kebudayaan dengan corak-corak kepribadian.
Opni umum juga menyatakan bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cerminan
kebudayaan bangsa tersebut. Benarkah begitu?
Jawabnya, jika kita melihat dari
sisi sikap pemilik kebudayaan itu sendiri. Manakala pemilik kebudayaan itu
menganggap bahwa segala sesuatu yang terangkum dan terlebur dalam segala materi
kebudayaan itu sebagai sesuatu yang logis dan selaras dengan kodrat alam dalam
tabiat asasi manusia.
Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai
dan sistem kaidah sebagai konkretisasi. Suatu kaidah, misalnya kaidah hokum memberikan
batas-batas pada perilaku seseorang yang dapat disebut sebagai “aturan
permainan” dalam pergaulan hidup.
Sebaliknya, segala sesuatu yang
berbeda dari corak kebudayaan mereka dianggap rendah, aneh, bertentangan dengan
kodrat alam dan sebagainya. Contohnya seorang wanita yang memiliki anak namun
tidak mempunyai suami akan diperkakukan berbeda, akan dikucilkan dan
direndahkan harkatnya. Namun berbeda apabila wanita tersebut tinggal di negara-negara
blok Komunis, mereka akan dianggap biasa-biasa saja. Dan bukan merupakan
pelanggaran adat istiadat.
Para turis asing menyampaiak pesan
positif kepada warga Indonesia bahwa ciri khas kepribadian mereka adalah : ramah,
suka menolong dan memiliki sifat gotong royong. Bisa diamati dari macam ragam
karya budayanya seperti seni ukir, seni sastra, seni bangunan ataupun dalam
pakaian adat. Indonesia memiliki kebhinekaan dalam berbagai hal.